Bismillah….
Assalamualaikum Wr. Wb.
“…. Penguasa itu diamanatkan oleh Tuhan pertama-tama dan terutama agar mereka menjadi penjaga yang baik (good guardians) sebaik seperti terhadapa anak mereka sendiri ….” Plato Quotes (Opini “Dari Plato untuk SBY”, Jawa Pos. Rabu 23 Januari 2011)
Mengkutip perkataan Prof Dr Bashori Muchsin MSi, guru besar dan pembantu rektor II Universitas Islam Malang diatas sedikit menggelitik naruni penulis untuk meluangkan sebuag coretan di secarik kertas mengenangi curhatan Presiden Kita Saat Ini – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – mengenai seputar kejadian yang dialaminya baru2 yakni permasalahan gaji yang tidak pernah naik selama 7 tahun ini ??
Sudah Pantaskah Gaji Presiden di naikkan ???
Video : Perbandingan Gaji SBY dengan pemimpin dunia
Dengan gaji yang hanya sebesar 62 juta tersebut, SBY merasa bahwa “nilai uang” itu dirasa kurang atau terlalu rendah di bandingkan dengan Presiden Atau Perdana Menteri Singapura yang memiliki Rp 20 miliar per tahun. Pada 2008, sebelum krisis, Lee masih menikmati gaji Sin$ 3,7 juta atau sekitar Rp 25 miliar. Singapura menganggarkan dana sebesar itu karena di Negara tersebut mental – ”NIKUS (Korupsi) ” – sangat jarang terjadi, bahkan termasuk terendah di kawasan Asia Tenggara, Selain itu PDB Negara tersebut juga termasuk tinggi..
Kalau membandingkan dengan PM Singapura tersebut amatlah jauh mendomplang, baiklah kalau begitu kita bandingkan saja dengan Daftar Gaji di bawah ini, masih di sekitar lingkup Negara :
Presdien : 62,740 Juta*
Gubernur Bank Indonesia : 265 Juta
Wapres : 42, 160 juta
Ketua DPR : Rp 23,940 juta
Anggota DPR : Rp 13,9 juta
Ketua MA : Rp 23,940 juta
Ketua BPK : Rp 20 juta
- Biaya operasional presiden mencapai 2 Milliar per tahun !!!
(Sumber : Headline Jawa Pos Rabu 26 Januari 2011 “Setelah Curhat, Gaji SBY Naik”)
Melihat kondisi di atas, tentunya perbedaan tersebut tidaklah terlalu signifikan,, seperti contohnya Gubernur BI mendapat gaji yang lebih besar dari Presiden dikarenakan ia mengurusi Masalah keuangan Negara karena dia dianggap bertanggungjawab bila Negara dalam keadaan kolaps… Di samping itum pengeluaran sang Gubernur pun belum tentu di tanggung oleh Negara, Hal itu sangat berbeda dengan “Sang Presiden Pencitraan Diri” , segala biaya operasional yang dilakukan oleh “beliau” seluruhnya di tanggung oleh Negara.. Jadi kalau Beliau (Saya masih menaruh respect dengannya) membawa pulang uang sebesar 62 juta itu sudah termasuk untung..
Bahkan, masih dalam Headline Jawa Pos pada tanggal 26 Januari 2011 tersebut, ada wacana akan mengurangi Belanja social
“….. Belanja sosial yang dipangkas adalah belanja bantuan sosial yang berkurang 11 persen (Rp 8,6 Trilliun), yakni dari Rp 77,7 trilliun pada tahun 2009 menjadi 69 trilliun pada 2010. Pengurangan terjadi pada anggaran Jamkesmas dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …. ”
OLALA…, kasihan sekali Masyarakat kecil tidak lagi bisa mendapat bantuan kesehatan yang (tidak) layak dan BOS yang selalu saja masih dengan kecurangan di sana-sini..
Hendaknya, perlu di pikirkan sejenak, gaji guru2 tidak tetap di luar sana masih tidak bisa mencukupi standar layak kehidupan (tragisnya harus berhutang sana-sini) yakni sekitar Rp 15.000 hingga Rp 45.000,,, Padahal kalau di runut ke belakang Sudah Seharusnya Gaji Guru (baik Tidak Tetap, Swasta, Negeri) itu yang lebih layak naik… Meski sudah mulai perjalan program Sertifikasi Bagi Guru Negeri…
Bahkan, Profesor Bashori Muchsin (Jawapos, 26 Januari 2011:4) Menyatakan “Setidaknya setelah memasuki tahap pembelajaran pertama menjadi presiden, tahap kedua (2009-2014) ini bukan lagi gaya berkeluh kesah yang harus disampaikan kepada rakyat. Namun meningkatkan dan memprogresifkan kinerja. Minimal dengan mendengarkan keluh kesah rakyat secara langsung supaya atmosfer kehidupan masyarakat bisa diantarkan menuju kesejahteraan maksimal”
Senada dengan itu pula KH Agoes Ali Masyuhri (Jawapos, 27 Januari 2011:4) menyatakan “Saya ingat apa yang dikatakan Amirul-mukminin Ali bin Abi Thalib,
’Pemimpin yang sebenarnya adalah yang mampu mengukur dirinya dengan rakyatnya yang paling lemah’
Itu sejalan dengan pesan suci Baginda Muhammad SAW,
‘Setiap pemimpin yang diberi kepercayaan memimpin suatu rakyat kemudian dia menipunya, maka nerakalah tempatnya (HR Ahmad)’
Hadits tersebut memiliki makna dan cakupan yang sangat luas serta mengandung pelajaran yang sangat berharga. Seorang pemimpin harus mampu menjadikan kejujuran sebagai panglima. Sebab kejujuran dan kebaikan (tidak mempersoalkan masalah gaji yang diterima) akan menuntunnya menuju surga. ”
(NB : Saya tidak mencari solusi, hanya sebuah opini. Dan saya juga berterimakasih kepada beliau yang yang telah mampu memberantas korupsi, hanya yang saja tidak sukai dari beliau adalah sikap yang terlalu mencitrakan dirinya semata )
SEKIAN
KEEP SMILE ON YOUR FACE
Wassalamualaikum Wr. Wb..
sumber :
Jawa Pos, Kamis 27 Januari 2010
_______, Rabu 26 Januari 2010
Related posted :
sumber 1
Sumber 2 : Mencoreng Muka Sendiri
Sumber 3 : Rakyat Curhat ke Siapa ???
Sumber 4 : Loh banyak yang mendukung…
Sumber 5 : Perbandingan Gaji Presiden di Dunia
Sumber 6 : Ketika Seorang Presidem Curhat !!!!
Sumber 7 : Alasan mengapa PM Singapura memiliki Gaji Tertinggi !!!
Sumber 8 : Laju PDB Singapura